Minggu, 30 September 2012

Berkat Kasih karunia


"Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang.."(1 Korintus 15:10)

Hidup dari panggung ke panggung lainnya meliput berbagai acara musik selama beberapa tahun membuat saya memperoleh begitu banyak kisah yang jarang dipublikasikan orang. Saya bertemu berbagai macam artis dengan segala tingkah polah masing-masing. Ada yang ramah dan bersahabat, ada yang pintar berbasa-basi, ada pula yang cuek bahkan angkuh. Ada yang mau terbuka bercerita apa saja, ada yang lekas curiga. Ketenaran bukanlah alat ukur untuk sombong tidaknya seseorang, karena secara umum artis-artis yang sudah makan garam selama puluhan tahun justru sangat ramah dan bersahabat. Salah seorang artis senior yang pasti anda kenal baik jika saya sebut namanya bercerita bahwa ia kecewa melihat perilaku banyak artis muda saat ini. Mereka arogan, gampang memandang rendah orang lain bahkan dengan tidak segan-segan berani memerintah orang yang lebih senior dari mereka. Ada banyak diantara mereka, katanya, yang tidak mau merapikan alat musiknya sendiri dan hanya melenggang keluar dari panggung begitu pertunjukan selesai. Honor sangat menentukan bagi mereka, berkurang sedikit saja maka mereka akan uring-uringan bermain atau malah menolak untuk tampil. Cerita ini saya peroleh dari seorang artis legendaris kita yang kecewa melihat generasi muda dengan sikap arogan. "Mereka lupa bahwa semua itu berasal dari Tuhan dan bukan karena kehebatan mereka." katanya. 
Saya memahami betul perasaannya, dan apa yang ia katakan memang menjadi gambaran secara umum mengenai kondisi panggung hiburan saat ini. Memang tidak semua, karena saya juga bertemu dengan artis-artis muda yang rendah hati, ramah dan bersahabat. Ada pula yang masih tetap melayani Tuhan dengan rajin walaupun ia sudah mencapai kesuksesan. Memang benar, kemampuan yang mereka peroleh adalah hasil kerja keras mereka belajar dan latihan hingga sukses. Tetapi kemampuan untuk menerima pelajaran, bakat dan sebagainya pun berasal dari Tuhan. Itulah sebabnya sangatlah penting bagi kita untuk menyadari betul siapa dan dimana posisi kita sebenarnya. Kita memang harus bekerja dan berusaha keras dalam hidup, tetapi tanpa kasih karuniaNya tidak akan ada satupun yang bisa kita capai. Tanpa kasih karuniaNya tidak akan ada pencapaian-pencapaian luar biasa yang bisa kita peroleh. Tanpa Tuhan, kita bukanlah apa-apa. Kita ada sebagaimana diri kita sekarang, itu adalah atas penyertaanNya, atas kasih karuniaNya.
Paulus menyadari betul hal ini dan dia pun menyampaikan "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." (1 Korintus 15:10). Aku ada sebagaimana aku ada sekarang, itu adalah hasil kasih karunia Allah, dan semua itu tidak ada yang sia-sia. Kita pun demikian. Kita ada sebagaimana kita sekarang, itu adalah hasil kasih karunia Allah. Pada kesempatan lain ia kembali mengingatkan hal yang mirip: "Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." (2 Korintus 4:7). Bukankah berkat, kekuatan atau talenta itu semuanya berasal dari Tuhan? Paulus merupakan hamba Tuhan yang begitu luar biasa dalam mewartakan kabar keselamatan. Tetapi dengan tulus ia mengakui bahwa keberhasilan pelayanannya bukanlah atas hasil keberanian dan kehebatannya. Bukan karena kepintaran, kekuatan dan kesanggupannya saja, melainkan berasal dari karunia Allah yang menyertainya. Maka sudah sepantasnya pula kemuliaan menjadi milik Tuhan dan bukan untuk kita pakai menyombongkan diri di hadapan orang lain.
Yesus berkata: "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5). Kita akan berbuah banyak jika kita berada didalam Dia dan Dia berada di dalam kita. Tanpa itu kita bukanlah apa-apa. Ayub mengatakan bahwa manusia itu singkat umurnya. "Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan." (Ayub 14:2). Apalah artinya kita tanpa kasih karunia Tuhan? Maka dari itu kita harus ingat bahwa tidak ada satupun alasan yang bisa kita pakai untuk memegahkan atau menyombongkan diri, merasa hebat ketika kita mengalami keberhasilan dalam berbagai hal. Without God we're nothing. 
Jika kita menelusuri kisah hidup Yusuf dalam kitab Kejadian, kita pun bisa melihat bagaimana Yusuf muda terus berpindah dari satu masalah ke dalam masalah berikutnya. Tetapi lihatlah bagaimana ia tetap berbuah dan berhasil dalam setiap langkahnya, termasuk ketika ia sedang dalam masalah. Semua itu bukan karena kehebatannya melainkan karena penyertaan Tuhan atas dirinya. Daud tahu itu, dan Alkitab jelas mencatat akan hal itu. "..karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil."(Kejadian 39:23b). Dalam keadaan sulit sekalipun kita bisa tetap menuai keberhasilan, dan itu semua karena ada Tuhan yang menyertai kita, ada Roh Tuhan yang memampukan kita untuk maksimal. Dalam kitab Zakharia dikatakan: "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam." (Zakharia 4:6).
Ada banyak orang yang jatuh justru disaat mereka mulai merasakan kesuksesan atau keberhasilan. Bahkan di antara orang percaya sekalipun termasuk hamba-hamba Tuhan bisa terjatuh karena kesombongan. Kemuliaan seharusnya menjadi hak Tuhan dan bukan hak kita. Dan lihat Firman Tuhan pun berkata: "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:30). Janganlah kita sampai berani mencuri apa yang menjadi hak Tuhan. Ingatlah bahwa kita ada sebagaimana kita ada sekarang adalah hasil dari kasih karunia Tuhan. Semakin tinggi kita naik, semakin rendah hati pula kita seharusnya. Ingatlah bahwa Roh Kudus hanya bisa bekerja bagi orang yang hatinya dipenuhi kerendahan dan mau dibentuk. Jika kesuksesan hadir hari ini, bersyukurlah dan jangan jadikan itu untuk bersikap angkuh dan lupa diri. Sebaliknya pakailah itu untuk memberkati sesama dan memuliakan Tuhan atas segala kasih karuniaNya yang luar biasa yang telah Dia curahkan atas kita.
Bukan kuat dan hebat kita, tetapi kasih karunia Allah-lah yang menjadikan kita sebagaimana kita hari ini


~Sola Gracia~


Senin, 24 September 2012

Tato Di Telapak Tangan Tuhan

 Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tanganku;
tembok-tembokmu tetap diruang mataKu (Yesaya 49:16)


Pernah merasa SENDIRIAN, TERPURUK atau DITINGGALKAN TUHAN ? Jangan sedih, Anda tidak sendirian. Saya pun pernah mengalaminya dan saya percaya semua orang pernah merasakannya. Sejak dahulu kala, ketika terpuruk, bangsa Israel juga merasa ditinggalkan Tuhan. Sion berkata : “Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhan telah melupakan aku.” (Yesaya 49:14). Tetapi apa jawab Tuhan ? “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” (Yesaya 49:15).

Tuhan berjanji bahwa Ia tak akan pernah meninggalkan dan melupakan kita.!!!

Mengapa Tuhan tidak bisa meninggalkan dan melupakan kita? Karena telapak tanganNya penuh dengan ukiran nama-nama setiap kita. Nama-nama yang akan selalu melekat di ruang mataNya. Kalau kita memandang telapak tangan kita, kiri dan kanan, sepertinya ada ukiran garis yang membentuk huruf 'M'. Banyak interpretasi tentang arti huruf ini.
- PemikirAN NEGATIF mengatakan : ‘M’, Maut, Melarat, atau Malu, Malang, dll.
- Pemikiran POSITIF mengatakan : ‘M’, Menang, Millionaire, atau Maju, Mujur, dll.

Saya pernah membaca tulisan seorang hamba Tuhan yang menginterpretasikan huruf ‘M’ di tangan kanan dan kiri kita ini dengan bahasa Ibrani :
- 'Mashach', yang artinya diurapi.
- 'Mashal', yang artinya memerintah.



Berarti kalau digabungkan menjadi : DIURAPI UNTUK MEMERINTAH... Woww, powerful sekali yah!. Haha… !!! Meskipun itu hanya sebuah interprestasi, kalo saya sih memilih untuk percaya interprestasi yang ke dua, hehehee.

     Tuhan Yesus juga punya ukiran di telapak tangan-Nya. Dan arti dari ukiran yang ada di telapak tangan Tuhan tidak perlu untuk diinterpretasikan lagi, tidak perlu diperdebatkan lagi.  Karena Yesus berkata di Yesaya 49:16 bahwa Ia mengukir kita di telapak tanganNya.
Dalam Yohanes 10:3 Yesus menjelaskan bahwa Ia adalah gembala yang baik, gembala yang memanggil domba-dombaNya masing-masing menurut namanya. Dan ternyata Tuhan Yesus tidak berhenti sampai di bagian 'mengenal nama kita' saja...., ternyata Tuhan Yesus juga mengukir nama anda di telapak tangan-Nya.

     Coba bayangkan rasa sakitnya bila telapak tangan kita diukir....hmmm, yaaach sakit banget lah. (Lihat saja foto. Amat sangat menyakitkan, karena ada sangat banyak sel-sel saraf ditelapak tangan. sebenarnya telapak tangan adalah salah satu bagian tubuh yang terlarang untuk di tato karena beresiko besar. Coba bayangkan..., bagaimana sakit dan menderitanya Tuhan Yesus ketika tangan Nya di tato nama-nama semua orang di Bumi.  (^.^")  hmmmmm......


Alkitab terjemahan Indonesia dan Inggris agak berbeda yah. Kalau terjemahan Indonesia 'dilukis', tetapi terjemahan KJV 'diukir'.  Lukis dan ukir adalah 2 kata kerja yang sangat berbeda. Lukis lebih soft daripada ukir. 'Lukis' tidak merusak material dasarnya. Sebaliknya 'Ukir', ada material dasar yang harus dipotong atau dikerat. Ada rasa sakit dan penderitaan yang luar biasa saat nama kita diukir di telapak tangan Tuhan.

     Ada 3 paku yang dipakai untuk memaku Tuhan Yesus, 2 di antaranya adalah untuk memaku tangan kanan dan kiri. Dan pada saat peristiwa itu terjadi, saya percaya, itu bukan sekedar peristiwa untuk menggantungkan tangan Tuhan di kayu salib. Tetapi itulah saat dimana semua nama orang yang ditebus Tuhan dari semua dosa, terukir dengan indah di telapak tanganNya.

     Bagaimana mungkin Tuhan melupakan kita anak-anakNya yang ditebus dengan rasa sakit yang luar biasa bahkan nyawaNya sendiri ?. Sebagaimana seorang ibu yang dengan rasa sakit luar biasa bahkan mempertaruhkan nyawanya ketika melahirkan anaknya, tidak akan mungkin melupakan anaknya, demikianlah Tuhan tidak akan meninggalkan dan melupakan kita.

    Saat ini apapun pergumulan anda, percayalah Tuhan tidak pernah meninggalkan dan melupakan Anda. Tangan-Nya telah terukir dengan nama anda. Setiap kali Yesus mengangkat tanganNya kepada Bapa, nama-nama kita juga terangkat dan terarah kepada Bapa.
Kalau orang yang tidak percaya Tuhan Yesus saja bisa berkata ‘badai pasti berlalu’, terlebih anda yang di dalam Tuhan, Tuhan akan membuktikan bahwa Ia tidak pernah merancangkan rancangan-rancangan kecelakaan dalam hidup kita.

Kalau saat ini anda merasa seperti sedang berjalan dalam lembah kekelaman, 
mari berkata :
Sekali-kali aku tidak pernah ditinggalkan dan tidak pernah akan dilupakan
Sebab namaku terukir di telapak tangan-Nya, dan selalu ada dalam ruang mata-Nya




~Sola Gracia~

Act of Faith



Sebuah kelompok doa syafaat di Kansas ingin berdoa untuk meminta hujan setelah kemarau berkepanjangan. Menariknya, saat mereka berkumpul bersama untuk berdoa, hanya seorang gadis cilik yang datang dengan membawa payung! Inilah teladan iman. Tuhan Yesus memberitahukan salah satu sikap doa yang berkenan di hadapan Allah adalah dengan percaya bahwa kita telah menerimanya. Kita tidak diperintahkan untuk menipu diri, melainkan percaya.

Orang mungkin akan menganggap kita gila. Perbuatan kita mungkin dianggap ekstrem, namun percayalah selama kita melakukannya karena iman kita kepada Tuhan, sesuai perintah-Nya - “...maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (ay.24b) Bukankah Nuh juga dianggap gila oleh orang-orang sebangsanya? Bayangkan hampir 100 tahun Nuh membangun bahtera sebelum air bah benar-benar dicurahkan oleh Tuhan.

Barangkali Abraham akan dianggap gila bila orang lain tahu dia akan mengorbankan anaknya sendiri. Namun apa ucapan Abraham kepada hambanya sebelum dia mendaki Moria? "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." Dan ketika Ishak menanyakan tentang dimana dombanya, maka jawab Abraham adalah "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku."
Dan tepat seperti perkataan dan harapannya, maka Tuhan melakukannya kepada Abraham.

Iman harus disertai tindakan. Kita tidak bisa berkata kepada Tuhan, aku percaya pada-Mu tetapi lakukanlah dulu mujizat itu dalam hidupku - barulah aku bisa percaya. Iman harus kita buktikan lewat sikap dan tindakan kita, mengambil langkah untuk taat meski keadaan nampaknya masih tetap sama.
Belajar dari Abraham, Bapa orang beriman yang berani melangkah dalam ketaatan oleh karena iman. Ketika kita berdoa, bersikaplah seakan kita telah menerimanya. Ambillah langkah iman dan perkatakan iman kita setiap hari.

~Sola Gracia~

Sabtu, 22 September 2012

Kisah Burung RAJAWALI



Tahukah Anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya?
Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.

Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.

Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.

Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.

Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita. Namun ditengah kesulitan tersebut kita harus ingat ada Tuhan yang menyertai kita, ada masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita diakhir perjuangan kita, suatu kehidupan 30 tahun lebih panjang, suatu kehidupan yang lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita ....., suatu yang saudara impikan selama ini.


~Sola Gratia~

Sabtu, 08 September 2012

Engkau Spesial



Suatu hari seorang penceramah terkenal membuka seminarnya dengan cara yang unik. Sambil memegang uang pecahan Rp. 100.000,00.- ia bertanya kepadahadirin,

"Siapa yang mau uang ini?" Tampak banyak tangan diacungkan. Pertanda banyak minat.

"Saya akan berikan ini kepada salah satu dari Anda sekalian, tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini."

Ia berdiri mendekati hadirin. Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat2. Lalu bertanya lagi,"Siapa yang masih mau uang ini?" Jumlah tangan yang teracung tak berkurang.

"Baiklah," jawabnya, "Apa jadinya bila saya melakukan ini?" ujarnya sambil menjatuhkan uang itu ke lantai dan menginjak2nya dengan sepatunya. Meski masih utuh, kini uang itu jadi amat kotor dan tak mulus lagi.

"Nah, apakah sekarang masih ada yang berminat?" Tangan-tangan yang mengacung masih tetap banyak.

"Hadirin sekalian, Anda baru saja menghadapi sebuah pelajaran penting.

Apapun yang terjadi dengan uang ini, anda masih berminat karena apa yang saya lakukan tidak akan mengurangi nilainya. Biarpun lecek dan kotor, uang itu tetap bernilai Rp. 100.000,00.-

Dalam kehidupan ini kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan berlepotan kotoran akibat keputusan yang kita buat dan situasi yang menerpa kita. Dalam kondisi seperti itu, kita merasa tak berharga, tak berarti.

Padahal apapun yang telah dan akan terjadi, Anda tidak pernah akan kehilangan nilai di mata mereka yang mencintai Anda, terlebih di mata Tuhan.
Jangan pernah lupa - Anda spesial...!!!